Sedangkan pada ayat ini Allah menerangkan apa yang akan dimohonkan, dan bagaimana memohonkannya. Maka tidak ada pertentangan antara kedua firman Allah tersebut dan firman Allah yang ditujukan kepada Nabi: "Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus." (asy-Syura/42: 52).
Dia Wujud tanpa ada permulaan (bagi kewujudan-Nya), tanpa arah dan tanpa bertempat. Adapun penisbatan “al-Ma’arij” adalah penisbatan untuk memuliakan (bukan bermakna Allah berada di arah atas). Juga makna “al-Irtifa’” adalah dalam makna bahawa Allah maha suci, Dia maha suci daripada bertempat ( yaitu Allah tidak bertempat)”.

sebelum ada tempat; maka setelah Allah menciptakan tempat ia ada sebagaimana pada sifat-Nya semula yangAzaliy; yaitu ada tanpa tempat. Berikut ini apa yang akan kita sebutkan adalah ketetapan ijma’ seluruh orang Islam dalam keyakinan Allah ada tanpa tempat dari semenjak empat belas abad yang lalu hingga sekarang, dari semenjak masa para

Jakarta -. Salat adalah ibadah yang wajib bagi setiap umat Islam yang mukalaf. Kesucian menjadi kunci utama untuk memastikan diterimanya salat oleh Allah SWT. Menurut sebuah hadits, salat tidak diterima tanpa bersuci. Hadits yang menyebut bahwa salat tidak diterima tanpa bersuci ini termuat dalam kitab Sunan At-Tirmidzi dan Imam At-Tirmidzi

tanpa zaman, dan Dia sekarang (setelah menciptakan tempat dan arah) ada seperti sediakala tanpa tempat dan dan tanpa arah” (Ihya’ ‘Ulumiddin, j. 1, h. 108). Pada bagian lain dari kitab tersebut al-Imâm al-Ghazali menuliskan: “Pokok ke empat; Adalah mengetahui bahwa Allah bukan benda yang memiliki tempat. Dia maha suci dari dibatasi

Ada sebuah hadits yang dikenal dengan nama Hadîts an-Nuzûl. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imâm al-Bukhari dan al-Imâm Muslim dalam kitab Shahih masing-masing. Redaksi hadits riwayat al-Bukhari adalah sebagai berikut: “Telah mengkabarkan kepada kami Abdullah ibn Maslamah, dari Malik, dari Ibn Syihab, dari Abu Salamah dan Abu Abdillah al-Agarr, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ALLAH ADA TANPA TEMPAT; [Membongkar Aqidah Sesat Wahhabi Yang Sering Berbohong Besar Atas Nama Imam Abu Hanifah] March 28, 2010 at 4:14 PM Public Suatu ketika al-Imam Abu Hanifah ditanya makna "Istawa", beliau menjawab: “Barangsiapa berkata: Saya tidak tahu apakah Allah berada di langit atau barada di bumi maka ia telah menjadi kafir. 8N9MB.
  • kf5qz0k1qq.pages.dev/322
  • kf5qz0k1qq.pages.dev/80
  • kf5qz0k1qq.pages.dev/175
  • kf5qz0k1qq.pages.dev/266
  • kf5qz0k1qq.pages.dev/201
  • kf5qz0k1qq.pages.dev/183
  • kf5qz0k1qq.pages.dev/57
  • kf5qz0k1qq.pages.dev/293
  • kf5qz0k1qq.pages.dev/24
  • allah ada tanpa tempat dan arah